Monday, June 25, 2007

Berlian di ladang sendiri

Alkisah pada zaman dahulu hidup seorang petani yang memiliki sebidang tanah pertanian. pada awalnya, lahan tersebut sangat produktif dan menghasilkan. Namun karena sifat dasar manusia mudah tergiur untuk mendapatkan kekayaan lebih banyak secara instan, ia pun mulai mencari. Suatu hari terdengar kabar bahwa ada harta karun terpendam tidak jauh dari tempat tinggalnya sekarang, berupa biji emas. Masyarakat didaerah tersebut berbondong-bondong memburu daerah yang dimaksud termasuk petani itu. Biji itu memang ada tapi tidak banyak. Hal ini cukup membuat sang petani dan beberapa kelompok disana penasaran. Sang petani memutuskan untuk menjual tanahnya kepada orang lain. biaya hasil penjualan tanahnya tsb digunakan untuk hidup didaerah penambangan biji emas. Setelah sekian lama mencoba mendulang emas, ternyata tidak menghasilkan apa-apa. Biji emas yang pernah diperolehnya adalah emas yang tidak seberapa harganya. Sang petani mulai kecewa dan putus asa. Tabungan hasil penjualan tanahnya semakin hari semakin menipis. Pada suatu ketika dalam keadaan putus asa, ia terjatuh ke dalam sungai yang arusnya deras sehingga mati tenggelam.
Sementara itu, orang yang membeli ladang si petani awalnya tidak terlalu serius untuk menggarap tanah yang telah dibelinya. Ia berpikir untuk investasi masa depan saaja. Hingga pada suatu hari, ketika sedang membersihkan tanah yang baru dibelinya tersebut, ia menemukan sebuah batu yang berkilat-kilat. Potongan batu tersebut kemudian dibawah ke tukang perhiasan dikota. Hasil analisis tukang perhiasan tersebut membuat ia tercengang tak percaya. Batu berkilat itu ternyata berlian dengan mutu tinggi. Secara diam-diam, ia mengumpulkan batu-batu yang ada ditanahnya dengan sedikit menggali dan menemukan berlian-berlian yang sangat banyak. Dalam waktu singkat se i petani tersebut menjadi kaya raya. Si petani yang menjual tanahnya tidak menyadari bahwa selama ini dia telah mempunyai sebidang tanah yang didalamnya terdapat banyak berlian.

Rasa tidak puas dan selalu merasa tidak cukup apalagi didorong oleh keinginan yang kuat dalam mendapatkan sesuatu secara instan, terkadang membuat tindakan yang dilakukan tidak melalui pertimbangan moral yang kuat, sebenarnya semua dari kita tentulah mengejar sesuatu yang bernama kebahagiaan akan tetapi karena kebahagiaan itu bersyarat maka kita akan sulit mewujudkannya, seharusnya kebahagiaan itu datangnya dari diri kita seperti dalam buku 7 habbitnya stephen covey semua berasal dari dalam(diri sendiri) baru kemudian keluar. sehingga sekarang pun sebenarnya kita sudah dapat berbahagia bukan nanti ketika punya rumah besar, punya mobil mewah dll. Didalam diri kita sebenarnya terdapat "berlian-berlian" yang tidak kita sadari, semoga kita semua dapat mendapatkan "berlian-berlian" tersebut.
disadur dari buku fulfilling life.

Salam FUNtastic

Rery Indra
TNM-E20
http://reryindra.blogspot.com

No comments: