Sunday, June 13, 2010

MENJADI SEPERTI MUTIARA

Air mata mutiara

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek."anakku, " kata sang ibu sambil bercucuran air mata, " Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga ibu tak bisa menolong mu. "Si ibu terdia, sejenak, " sakit sekali, aku tahu anak ku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.kuatkan hati mu, jangan terlalu lincah lagi.kerahkan semangat mu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit.balutlah pasir itu dengan getah perut mu.hanya itu yang bisa kau perbuat ", kata ibunya dengan sendu dan lembut.Anak kerangpun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang.kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mataia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa di sadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.makin lama makin halus.rasa sakitpun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar.rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.Ya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna.penderitaannya berubah menjadi mutiara ; air matanya berubahmenjadi sangat berharga. dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga dari pada sejuta kerang lain yang Cuma di santap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.Teman,Cerita diatas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadi " kerang biasa " menjadi " kerang luar biasa".Karena itu dapat di pertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah " orang biasa " menjadi " orang luar biasa ".Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami.ada dua pilihan sebenarnyaYang bisa mereka masuki ; menjadi ' kerang biasa ' yang di santap orang, atau menjadi ' kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan Pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yag sukses lebih sedikit dari orang yang ' biasa-biasa saja'.Mugnkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan , patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu, cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hati mu.." air mataku di perhitungkan Tuhan.. dan penderitaan ku ini akan mengubah diri ku menjadi mutiara.

No comments: